Rahasia Pulau Bentjana (1949), Enid Blyton, terjemahan
Juzar, Noordhoff-Kolff n.v.- Jakarta.
Hardcover 249 hlm. 16,5 x 23,5 cm.
Mereka yang suka membaca, entah di Indonesia entah di
belahan dunia lain, tentu kenal nama ini: Enid Blyton. Lengkapnya Enid Mary
Blyton, pengarang buku-buku anak yang berasal dari Inggris. Nama lainnya adalah
Mary Pollock, lahir 11 Agustus 1897, di East
Dulwich, London, dan meninggal 28 November 1968, di Hampstead, United Kingdom.
Cover buku Rahasia Pulau Bentjana (1949)
Enid terkenal karena karya-karya fiksi anaknya, yang berisi kisah
petualangan anak-anak seperti Si Badung, Sapta Siaga, dan kehidupan anak-anak
sekolah di asrama melalui serial di Malory Towers dan St. Clare. Tetapi yang
terkenal adalah seri petualangan lima sekawan yang terdiri George, Julian,
Dick, Anne, dan seekor anjing bernama Timmy. Cerita-cerita ini penuh dorongan
kepada anak untuk bertualang, jauh ke manapun, dan pada saat yang sama mengajak
anak-anak tersebut untuk belajar bertanggung jawab, bersolidaritas, dan
memiliki keyakinan diri. Kendati demikian, sifat didaktifnya yang bisa membuat
anak bosan dan merasa terlalu digurui, tidak begitu terasa, tenggelam dalam
keasyikan dan keluasan semangat petualangan.
Karya Enid Blyton telah diterjemahkan ke berbagai bahasa dunia. Sebuah sumber menyebut buku-bukunya telah terjual lebih dari 600 juta kopi.
Cover dalam
Gramedia telah menerjemahkan karya-karya Enid sejak akhir
1970an melalui terjemahan Djoko Lelono, Indri K. Hidayat, Melani Lijadi, Hilmar
Farid Setiadi, dan yang paling banyak oleh Agus Setiadi. Terjemahan-terjemahan
ini terus dicetak ulang hingga kini.
Tadinya saya mengira tahun 1970an itulah pertama kali karya Enid Blyton diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia. Ternyata saya keliru. Tahun 1949, penerbit Noordhoff telah menerbitkan karya Enid Blyton dalam Bahasa Indonesia berjudul Rahasia Pulau Bentjana, yang diterjemahkan oleh Juzar. Buku ini dicetak hardcover dengan kualitas kertas yang sangat baik.
Cover Lima Sekawan, Gramedia, 1978
Tidak ada sama sekali ilustrasi dalam buku ini. Mungkin
dalam terbitan aslinya “The Island of Adventure” oleh Macmillan & Co. Ltd.,
London, memang tidak ada ilustrasinya. Sementara dalam terbitan
belakangan, termasuk yang kemudian diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia itu
telah ada ilustrasi yang dibuat oleh beberapa seniman: Gareth Floyd (serial Si
Bandung), Jennie Chapple (serial St. Clare), Derek Lucas (serial Sapta Siaga) atau
Betty Maxey (serial Lima Sekawan).
Ilustrasi dalam Lima Sekawan, Gramedia, 1978
Saya tidak tahu apakah sebelum terjemahan ini, sudah ada
terjemahan lain. Atau selain terjemahan ini masih ada terjemahan lain,
mengingat karya-karya Enid selalu memiliki seri.
Dan bagaimana dampak terjemahan karya ini dalam tradisi penulisan cerita anak di Indonesia, mungkin perlu penyelidikan lebih lanjut. Yang jelas, dalam hal konsistensi dan kosentrasi, tak ada pengarang cerita anak Indonesia yang sekelas Enid Blyton.
Dan bagaimana dampak terjemahan karya ini dalam tradisi penulisan cerita anak di Indonesia, mungkin perlu penyelidikan lebih lanjut. Yang jelas, dalam hal konsistensi dan kosentrasi, tak ada pengarang cerita anak Indonesia yang sekelas Enid Blyton.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar